Kamis, 22 November 2007

Mary Parker Follet, siapa sih?

Mary Parker Follett mengatakan, manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Siapa sih perempuan ini? Bener dia perempuan?

Si Mary (1868–1933) ini adalah seorang pekerja sosial untuk Amerika Serikat, konsultan dan pengarang berbagi buku dalam bidang demokrasi, hubungan antar manusia dan manajemen. Wuihh!

Mary bekerja sebagai seorang ahli teori manajemen dan politik, yang kemudian dikenal memperkenalkan berbagai istilah sepoerti "pemecahan konflik," "authority and power," dan "tanggung jawab kepemimpinan."

Follett lahir dan besar dalam sebuah keluarga Quaker di Massachusetts. Pada tahun 1898 ia lulus dari Radcliffe College. Selama tiga puluh tahunn berikutnya, ia menerbitkan berbagai buku, termasuk: The Speaker of the House of Representatives (1896) The New State (1918) Creative Experience (1924) Dynamic Administration (1941) (berisi koleksi pidato dan artikel)

Follett berpendapat bahwa fungsi organisasi dalam masalah kekuasaan adalah "dengan" dan bukan "atas." Ia menyadari sepenuhnya kondisi holistik komunitas ide yang maju atas "hubungan timbal balik" dalam suatu pemahaman atas berbagai aspek dinamis dari suatu individu dalam hubungannya dengan orang lain. Follett membela pendapat yang mengandung prisip integrasi, "pembagian kekuasaan." berbagai pendapatnya atas negosiasi, kekuasaan, dan partisipasi karyawan sangat berpengaruh dlam perlembangan pembelajaran organisasional.

Ia adalah perintis community center.

Lagi2 dari Wikipedia



Apa sih Manajemen itu?

Apa sih manajemen itu?


Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement. Artinya seni melaksanakan dan mengatur.

Tapi sampai sekarang apa itu manajemen belum ada definis yang mapan dan diterima secara universal. Artinya sampai sekarang ini definisi manajemen banyak, tergantung ahli mana yang dijadikan rujukan.

Mary Parker Follet, (ahli teori manajemen dan politik AS) misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.

Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien.

Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan. Sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal; dalam berbagai bidang seperti industri, pendidikan, kesehatan, bisnis, finansial dan sebagainya. Dengan kata lain efektif menyangkut tujuan dan efisien menyangkut cara dan lamanya suatu proses mencapai tujuan tersebut.

Lalu apa itu ilmu manajemen?

Ilmu manajemen merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang disistemisasi, dikumpulkan dan diterima kebenarannya. Hal ini dibuktikan dengan adanya metode ilmiah yang dapat digunakan dalam setiap penyelesaian masalah dalam manajemen.

Namun selain itu, beberapa ahli seperti Follet menganggap manajemen adalah sebuah seni. Hal ini disebabkan oleh kepemimpinan memerlukan kharisma, stabilitas emosi, kewibawaan, kejujuran, kemampuan menjalin hubungan antaramanusia yang semuanya itu banyak ditentukan oleh bakat seseorang dan sulit dipelajari.

:ngutip dari Wikipedia



Selasa, 20 November 2007

Ironi Medali Demokrasi

Ada satu berita yang membanggakan soal Indonesia yang menghiasi headline pemberitaan media massa hari ini. Ini bukan karena pelajar memenangkan olimpiade yang mengharumkan nama bangsa seperti biasanya.

Kali ini penghargaan diberikan kepada Indonesia sebagai bangsa. Indonesia mendapatkan Democrazy Award (Medali Demokrasi) dari Asosiasi Internasional Konsultan Politik (IAPC). IAPC adalah organisasi profesi yang memperjuangkan demokrasi di seluruh dunia.

Medali ini merupakan pengakuan terhadap prestasi Indonesia karena dinilai berhasil mengembangkan dan mempraktikkan demokrasi. Bukti prestasi ini adalah suksesnya Pemilu 2004 lalu yang mengantarkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Presiden.

"Transisi kekuasaan yang lancar dan damai mencerminkan kesadaran rakyat Indonesia terhadap demokrasi cukup besar," kata Co Chairman Komite Konferensi Dunia IAPC ke-40, Robert Murdoch, seperti dikutip Republika.

Pemberian medali demokrasi ini tentu membanggakan. Dalam soal demokrasi, Indonesia tentu layak berbesar hati bila dibandingkan dengan Malaysia. Di sini, warga bebas berdemonstrasi setiap hari. Sementara di Malaysia, pemerintah memasukkan demo sebagai pertemuan illegal yang dilarang.

Di negeri seberang itu, juga ada Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri (ISA) untuk menahan tanpa proses pengadilan atas seseorang yang dinilai mengancam keamanan negara. ISA juga digunakan untuk mengontrol pemberitaan media massa.

Namun di atas kelebihan atas Malaysia itu, jangan sampai membuat kita besar kepala apalagi sampai lupa diri. Pasalnya jika menengok kondisi di dalam negeri, Medali Demokrasi itu justru mempunyai ironinya tersendiri. Indonesia mendapatkan Mendali Demokrasi, tapi kondisi demokrasi di Indonesia ternyata masih memprihatinkan.

Banyak pemberitaan yang memperlihatkan betapa belum demokrasinya bangsa ini. Misalnya masih banyak kelompok organisasi massa yang sering main hakim sendiri. Terakhir yang mencuat adalah pengerusakan yang dilakukan ormas agama terhadap kelompok yang dinilai sesat. Dan tentu kita tidak bisa lupa atas insiden Pasuruan berdarah, di mana TNI menembaki warga hingga 4 warga tak berdosa tewas gara-gara sengketa lahan.

Jadi, Medali Demokrasi itu sudah seharusnya dijadikan peringatan agar Indonesia terus menjaga dan meningkatkan demokrasi. Yang sangat penting, medali itu juga selayaknya menjadi catatan agar Pemilu 2009 nanti terselenggara dengan lebih demokratis dan lebih aman.