Selasa, 20 November 2007

Ironi Medali Demokrasi

Ada satu berita yang membanggakan soal Indonesia yang menghiasi headline pemberitaan media massa hari ini. Ini bukan karena pelajar memenangkan olimpiade yang mengharumkan nama bangsa seperti biasanya.

Kali ini penghargaan diberikan kepada Indonesia sebagai bangsa. Indonesia mendapatkan Democrazy Award (Medali Demokrasi) dari Asosiasi Internasional Konsultan Politik (IAPC). IAPC adalah organisasi profesi yang memperjuangkan demokrasi di seluruh dunia.

Medali ini merupakan pengakuan terhadap prestasi Indonesia karena dinilai berhasil mengembangkan dan mempraktikkan demokrasi. Bukti prestasi ini adalah suksesnya Pemilu 2004 lalu yang mengantarkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Presiden.

"Transisi kekuasaan yang lancar dan damai mencerminkan kesadaran rakyat Indonesia terhadap demokrasi cukup besar," kata Co Chairman Komite Konferensi Dunia IAPC ke-40, Robert Murdoch, seperti dikutip Republika.

Pemberian medali demokrasi ini tentu membanggakan. Dalam soal demokrasi, Indonesia tentu layak berbesar hati bila dibandingkan dengan Malaysia. Di sini, warga bebas berdemonstrasi setiap hari. Sementara di Malaysia, pemerintah memasukkan demo sebagai pertemuan illegal yang dilarang.

Di negeri seberang itu, juga ada Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri (ISA) untuk menahan tanpa proses pengadilan atas seseorang yang dinilai mengancam keamanan negara. ISA juga digunakan untuk mengontrol pemberitaan media massa.

Namun di atas kelebihan atas Malaysia itu, jangan sampai membuat kita besar kepala apalagi sampai lupa diri. Pasalnya jika menengok kondisi di dalam negeri, Medali Demokrasi itu justru mempunyai ironinya tersendiri. Indonesia mendapatkan Mendali Demokrasi, tapi kondisi demokrasi di Indonesia ternyata masih memprihatinkan.

Banyak pemberitaan yang memperlihatkan betapa belum demokrasinya bangsa ini. Misalnya masih banyak kelompok organisasi massa yang sering main hakim sendiri. Terakhir yang mencuat adalah pengerusakan yang dilakukan ormas agama terhadap kelompok yang dinilai sesat. Dan tentu kita tidak bisa lupa atas insiden Pasuruan berdarah, di mana TNI menembaki warga hingga 4 warga tak berdosa tewas gara-gara sengketa lahan.

Jadi, Medali Demokrasi itu sudah seharusnya dijadikan peringatan agar Indonesia terus menjaga dan meningkatkan demokrasi. Yang sangat penting, medali itu juga selayaknya menjadi catatan agar Pemilu 2009 nanti terselenggara dengan lebih demokratis dan lebih aman.

Tidak ada komentar: