Selasa, 08 Januari 2008

Obama, SBY dan "Kita Bisa"

Barrack Obama memikat publik Amerika Serikat dengan slogannya "Yes, We Can!". Ia mempesona Iowa dan merebut hati publik New Hampshire. Hillary Clinton, yang dalam polling sebelumnya selalu difavoritkan, secara mengejutkan dibuat tidak berdaya.

Jargon Hillary kalah selangkah dibanding Obama. Mantan first lady AS ini mengobral janji "siap" dengan slogan "Ready For Change, Ready To Lead". Sementara Obama meski belum berpengalaman, sudah memberi kepastian dengan "Yes, We Can".

Secara kebetulan, slogan Obama mirip dengan jargon yang pernah diusung SBY. Pada Pemilu 2004 lalu, publik negeri ini terbius dengan slogan "Bersama Kita Bisa". Berkat jargon itu pula, SBY-JK sukses menggenggam tampuk kepemimpinan negeri ini. Tapi bedanya, sekarang, "Yes We Can" Obama menerbitkan optimisme bagi publik AS. Sementara "Bersama Kita Bisa" menimbulkan sinisme.

Sinisme muncul seiring sikap SBY yang berjanji akan bersikap tegas, tapi tidak kunjung membuktikan "kebisaan"-nya untuk tegas. Contoh mutakhir adalah kasus Soeharto. Alih-alih bertindak tegas dengan memutus status Soeharto. SBY justru tampil seolah-olah menjadi "juru bicara" pria terkorup sedunia versi Bank Dunia itu. SBY, yang seorang presiden, menggelar jumpa pers, hanya untuk meminta rakyat agar mendoakan Soeharto.

Tahun telah berganti. Bencana dan masalah datang silih berganti. Pemilu 2009 sudah dekat. Ini SBY kok hanya mengajak untuk berdoa. Apa jargon SBY sudah diubah jadi "Bersama Kita (Hanya) Bisa (Berdoa)"? Kalau benar demikian, sungguh keterlaluan!

Tidak ada komentar: